Sabtu, 17 Desember 2011
Pengontrolan Pengeluaran
Saya membenarkan hukum ekonomi yang menyebutkan bahwa “Semakin besar pendapatan maka semakin besar kebutuhan” sebab dengan bertambahnya pendapatan bertambah juga barang/jasa yang dianggap dibutuhkan, sehingga pengeluaran pun semakin bertambah beriringan dengan bertambahnya pendapatan.
Tetapi jika melihat kondisi ekonomi sekarang hukum ekonomi tersebut seharusnya berubah menjadi “Semakin besar pendapatan makan semakin besar keinginan” Sebagai contoh dengan sejumlah uang yang berbeda maka uang yang dikeluarkan untuk membeli makan pun pasti akan berbeda, kasus pertama dengan uang hanya Rp 10.000,- maka kita pasti bisa mengatur uang tersebut dengan membeli makan yang harganya dibawah Rp 10.000 bahkan mencari harga yang sangat murah dengan porsi yang banyak, sehingga perut kenyang dan uang pun masih bersisa. Pilihannya jatuh membeli makanan di warteg. Tetapi berbeda halnya jika kita memiliki uang sebesar Rp 100.000, pasti keinginan untuk membeli makanannya di café-café atau tempat kuliner yang menyajikan makanan yang cukup unik seperti KFC, Solaria, dll. Pilihan membeli makanan di warteg tentu bukan menjadi pilihan. Dari ilustrasi tersebut dapat disimpulkan jika keinginan akan semakin besar dengan bertambahnya pendapatan.
Keinginan-keinginan inilah apabila tidak bisa diatur secara seefesien mungkin maka akan beresiko terjadinya kelebihan pengeluaran daripada pemasukan yang terjadi, seperti yang disebut pepatah “Besar Pasak Daripada Tiang”. Kasus seperti ini sering terjadi kepada wanita jika dibandingkan dengan laki-laki. Seperti yang sudah diketahui jika wanita mempunyai kebiasan/hobi belanja. Pada saat belanja seringkali membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan. Pada saat belanja kita membeli sesuatu yang kita inginkan bukan yang kita butuhkan. Sebenarnya semua bisa disiasati dan diatur supaya kebiasaan belanja tetap bisa dijalankan tanpa membuat kebutuhan yang sesungguhnya terabaikan.
Untuk mengatur keuangan yang lebih memprioritaskan kebutuhan memang cukup sulit melihat sekarang sangat banyak barang-barang yang menggiurkan untuk dimiliki beredar dipasaran. Mulai dari hanya sangat murah sampai dengan harga yang sangat mahal. Ditambah dengan factor gengsi, sehingga menuntut untuk melakukan pengeluaran yang sebenarnya tidak perlu.
Sering juga terjadi penyesalan ketika sesampai dirumah melihat barang yang dibeli, ternyata barang yang dibeli telah dimiliki sebelumnya. Oleh karena itu perlunya pemikiran matang dan pengontrolan yang baik dalam berbelanja sehingga barang yang dibeli tersebut merupakan barang yang memang dibutuhkan bukan dibeli karena emosi dan hasrat berbelanja saja.
Lebih menghargai uang adalah point pertama dalam pengontrolan pengeluaran, dengan menghargai uang yang dimiliki maka didalam pikiran dapat ditanamkan sugesti jika uang yang dimiliki tersebut tidak gampang diperoleh sehingga alangkah sayangnya apabila dihabiskan/dikeluarkan untuk membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan. Pikiran tersebut dapat membawa kita untuk memikirkan nasib orang-orang dibawah kita yang untuk makan saja mereka tidak mempunyai uang.
Point kedua adalah membuat daftar kebutuhan-kebutuhan pokok yang memang harus dipenuhi. Dengan memiliki daftar ini maka kita bisa mengontrol kebutuhan-kebutuhan yang sudah terpenuhi dan yang belum terpenuhi. Apabila ada kebutuhan pokok yang belum terpenuhi maka melalui daftar ini kita bisa mengetahui barang yang memang dibutuhkan, dan prioritas utamanya memenuhi kebutuhan tersebut terlebih dahulu.
Point ketiga adalah menetapkan jumlah maksimal pengeluaran yang dilakukan didalam jangka waktu tertentu, jangka waktu ini disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing tetapi lebih baik ditetapkan langsung pengeluaran selama sebulan agar bisa lebih terkontrol. Tetapi harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan prinsip yang kuat untuk melakukan pengeluaran yang tidak lebih dari batas maksimal tersebut.
Point keempat adalah menyisihkan beberapa persen dari sejumlah uang yang dimiliki untuk ditabung. Tidak ada penjelasan yang terlalu spesifik untuk kata menabung, karena menabung adalah hal kecil yang berefek besar dikemudian hari. Dengan menabung kita memiliki investasi pribadi yang bisa digunakan pada kondisi-kondisi darurat yang kemungkinan terjadi.
Point kedua merupakan kunci utama dalam pengontrolan pengeluaran sebab dengan lebih memprioritaskan kebutuhan daripada keinginan maka perputaran pengeluaran dapat dikontrol dengan sebaik mungkin.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Blog Archive
Popular Posts
-
1. Pengertian Harmonisasi Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan kompatibilitas(kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentuk...
-
Setelah membahas mengenai makanan Kas suku Rejang, saya akan berbagi informasi lagi mengenai Bahasa Rejang. Suku Rejang adalah suku asli dar...
-
Bagaimana jika mesin fotocopy yang beroperasi di depan-depan kampus bisa dijalankan dengan tenaga sinar matahari ya??? Pertanyaan diatas ak...
-
Tanggal 3 Oktober 2010 kurang lebih seminggu yag lalu, it's my new life, hari pertama w ngekos, hahaha baru bener2 ngerasa gimana suka d...
-
Kalau membaca judulnya mungkin rada bingung apa Lema itu?? Nah disini saya akan sedikit menjelaskan mengenai lema itu dan berbagi informasi...
-
Blogger pasti banyak yang tidak tahu tahu dimana letak Desa Taba Saling. Desa Taba Saling adalah kampung halaman saya yang terletak di Pro...
-
Menjadi seorang pengusaha kenapa tidak, berwirausaha menjadi alternatif ketika lapangan kerja semakin sedikit. Ditambah lagi persaingan dal...
-
Kabupaten Kepahiang merupakan salah satu kota kecil yang ada di Provinsi Bengkulu (Kampung halaman saya). Jika dari pusat kota Bengk...
-
Cara mengglobalisasikan koperasi, emm sepertinya kalau dilihat kondisi koperasi sekarang sepertinya ...
-
Sebelum kita membahas tentang macam-macam Penalaran, saya ingin bercerita sedikit mengenai penalaran dalam versi saya sendiri. Kita past...
Diberdayakan oleh Blogger.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar