Selasa, 05 April 2011
Dari Hati Turun Ke Kertas (Part 2)
Ayah saya tidak akan mendapatkan jabatan tersebut tanpa kepercayaan dari masyarakat. Oleh karena itu, ayah saya pernah bilang mudah-mudahan dia tidak akan mengecewakan kepercayaan yang telah mereka berikan. Apabila suata saat nanti ayah saya mengingkari perkataannya sendiri, tidak hanya masyarakat yang akan merasa kecewa tetapi saya pribadi pun akan kecewa dengan hal tersebut.
Ayah saya memiliki berprinsip “untuk apa punya rumah bagus dan kekayaan yang melimpah jika itu tidak membuat kita nyaman dan itu tidak akan dibawa saat kita menghadap Illahi nanti”, itu juga yang menjadi pedoman dan pegangan saya. Untuk apa memiliki harta melimpah jika ternyata itu membuat kita tidak nyaman yang disebabkan takut kekurangan kekayaan tersebut dan pada saat meninggal nanti yang dibawa bersama kita hanyalah kain kafan bukan harta yang kita miliki.
Ayah saya juga selalu mengajari kami tentang kesederhanaan dan selalu berbagi. Dengan berbagi, berapa pun yang kita keluarkan walaupun nilainya sangat kecil, dengan keikhlasan Insya Allah kita akan mendapatkan imbalan pahala dan rezeki yang tidak putus dari Allah SWT. Itu lah salah satu sebab kenapa saya menjadikan ayah saya panutan dalam mencari imam saya nantinya, yaitu karena kesederhanaannya.
Ayah saya didampingi oleh Ibu saya yang bernama Maini, beliau adalah wanita cantik dan wanita perkasa. Kenapa dibilang perkasa?? Karena, beliau boleh saja dilahirkan dengan jenis kelamin wanita tetapi pengaruh dan tenaganya bisa saya samakan dengan laki-laki oleh karena itu, saya mengatakan jika ibu saya perkasa.
Mungkin dengan keperkasaannya inilah Ibu saya dipercaya menjabat sebagai kepala sekolah SDN 01 Kepahiang Provinsi Bengkulu. Baik dirumah maupun di lingkungan sekolahnya, Ibu saya terkenal orang yang tegas dan disiplin. Begitulah yang diterapkannya dalam mendidik saya dan kakak saya. Disini lah letak sedikit perdebatan antara ibu dan ayah saya. Dan yang menjadi korban disini adalah saya, sampai sekarang pun saya masih suka bertanya kenapa ayah saya lebih dan lebih protektif dibandingkan dengan kakak saya. Saat duduk dibangku SMA pun saya masih sangat diawasi oleh ayah saya. Jika akan bepergian izin yang sulit didapat dari ayah saya, jika saya pulang telat dijamin saat sampai dirumah akan disambut dengan mimic muka kesal ayah saya. Ibu saya sangat mengajarkan kemandirian, sehingga segala sesuatu yang menyangkut kemandirian baik hal yang kecil hingga besar akan ibu saya terapkan kepada kami. Saya ambil contoh, saat SMA karena jarak sekolah yang cukup jauh memakan waktu kurang lebih 45menit, mengharuskan saya berangkat dari rumah pukul 06.00 pagi. Keadaan pukul 06.00 di tempat saya masih sangat gelap, lain hal dengan keadaan di Depok yang sudah terang. Keadaan ini membuat ayah saya setiap pagi mengantarkan saya, padahal pandangan ibu saya cukup menyewa ojek yang cukup dipercaya untuk mengantarkan saya apalagi ibu saya berpendapat tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan, tetapi tetap saja ayah saya tidak percaya dan terus mengantar saya.
Ibu saya adalah orang yang sangat memperhatikan kesehatan dari makanan. Beliau sangat rewel jika sudah berurusan dengan makanan, makanan yang enak versi ibu saya adalah makanan yang mengandung sayur, tanpa mecin dan masakan beliau sendiri, sangat arogan saya pikir tetapi hal itu sangat berpengaruh kepada kesehatannya, buktinya ibu saya bisa dibilang sangat jarang sakit dibandingkan dengan kami. Jika diajak untuk makan diluar, ibu saya sangat selektif memilih tempat makannya karena mungkin karena sudah terbiasa dengan makanan yang dihidangkan sedemikian rupa, membuat ibu saya sangat sensitive dengan makanan yang mengandung micin dan tidak dicuci bersih. Untuk air yang dikonsumsi pun beliau lebih memilih repot memasak sendiri daripada memesan air gallon dan isi ulang.
Sifat ibu saya yang sangat memperhatikan makanan bertolak belakang dengan kakak perempuan saya. Kakak saya sangat menyukai ngemil dan makanan favoritnya adalah tekwan. Tekwan merupakan makanan khas dari Palembang sejenis dengan bakso, memakai kuah dan baksonya diganti dengan rebusan kecil-kecil tepung yang sudah dicampur dengan ikan.Kakak perempuan saya bernama Hirty Lianda, dia sudah bekerja menjadi pegawai negeri sipil di BKD Kabupaten Kepahiang dan telah berumah tangga dengan putra kelahiran Palembang. Dari pernikahan mereka telah dikarunia seorang putra bernama Novandro Firman yang sekarang sudah berumur 4 tahun.
Dengan diterimanya kakak saya mejadi PNS di Kabupaten Kepahiang, mengharuskan dia dengan suaminya yang bekerja di Polda Metro jaya berpisah dalam kurun waktu kurang lebih 3 tahun. Dalam kurun waktu tersebut, kakak saya melengkapi surat serta berkas-berkas yang dibutuhkannya untuk kemudahan dan kelancaran pengurusan pindah tugas dia dari Kabupaten Kepahiang ke Kota Depok. Saya sering merasa kasian dengan kakak saya, sebab mesti berjauhan dengan suaminya tetapi pekerjaan menuntut hal itu, jadi harus dijalani. Bukankah, dalam kamus percintaan ada kata-kata “distance will not separate us”.
Saat ini saya masih mengenyam pendidikan di Universitas Gunadarma dengan jurusan srata satu akuntansi. Gelar sarjana menjadi PR besar bagi saya yang Insya Allah akan selesai dalam kurun waktu kurang lebih 2,5 tahun lagi sebab untuk mendapatkan gelar sarjana ini saya mesti menunda waktu satu tahun. Selama satu tahun tersebut saya hanya mengambil diploma satu di Bina Sarana Informatika. Saya mengambil D1 tersebut alasannya adalah untuk bekerja, pada waktu itu saya masih belum terlalu berminat dengan kuliah, maka saya memutukan untuk mengambil D1 terlebih dahulu agar nantinya saat saya telah mendapatkan pekerjaan untuk meninggalkan bangku kuliah tidak membutuhkan kerugian besar, baik dari segi waktu dan biaya. Hal ini sempat membuat saya menyesal, tetapi saya berpikir saya tidak harus menyesal dengan keputusan yang saya ssendiri ambil. Itulah kenapa saya menyebutkan gelar sarjana ekonomi menjadi PR besar bagi saya, dengan gelar sarjana ini saya ingin menunjukkan kepada orangtua saya jika waktu, materil dan doa mereka selama ini tidak sia-sia. Mungkin dengan hanya gelar SE tidak sebanding dengan apa yang telah kedua orangtua saya korbankan, tetapi dengan gelar tersebut merupakan kado istimewa tersendiri bagi saya untuk bukti prnghargaan terhadap kedua orangtua saya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Blog Archive
-
▼
2011
(46)
-
▼
April
(16)
- Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
- Desain Industri
- Rahasia Dagang
- Perlindungan Varietas Tanaman
- Pasar Modal (2)
- Pasar Modal
- Hak Merek
- Hak Paten
- HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
- Dari Hati Turun Ke Kertas (Part 2)
- Dari Hati Turun Ke Kertas (Part 4-End)
- Dari Hati Turun Ke Kertas (Part 3)
- Dari Hati Turun Ke Kertas (Part 2)
- Dari Hati Turun Ke Kertas (Part 1)
- Tingkatan Pelatihan pada Diklat Anjungan Jawa Barat
- Diklat Seni Anjungan Jawa Barat
-
▼
April
(16)
Popular Posts
-
1. Pengertian Harmonisasi Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan kompatibilitas(kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentuk...
-
Setelah membahas mengenai makanan Kas suku Rejang, saya akan berbagi informasi lagi mengenai Bahasa Rejang. Suku Rejang adalah suku asli dar...
-
Bagaimana jika mesin fotocopy yang beroperasi di depan-depan kampus bisa dijalankan dengan tenaga sinar matahari ya??? Pertanyaan diatas ak...
-
Tanggal 3 Oktober 2010 kurang lebih seminggu yag lalu, it's my new life, hari pertama w ngekos, hahaha baru bener2 ngerasa gimana suka d...
-
Kalau membaca judulnya mungkin rada bingung apa Lema itu?? Nah disini saya akan sedikit menjelaskan mengenai lema itu dan berbagi informasi...
-
Blogger pasti banyak yang tidak tahu tahu dimana letak Desa Taba Saling. Desa Taba Saling adalah kampung halaman saya yang terletak di Pro...
-
Menjadi seorang pengusaha kenapa tidak, berwirausaha menjadi alternatif ketika lapangan kerja semakin sedikit. Ditambah lagi persaingan dal...
-
Kabupaten Kepahiang merupakan salah satu kota kecil yang ada di Provinsi Bengkulu (Kampung halaman saya). Jika dari pusat kota Bengk...
-
Cara mengglobalisasikan koperasi, emm sepertinya kalau dilihat kondisi koperasi sekarang sepertinya ...
-
Sebelum kita membahas tentang macam-macam Penalaran, saya ingin bercerita sedikit mengenai penalaran dalam versi saya sendiri. Kita past...
Diberdayakan oleh Blogger.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar