Selasa, 05 April 2011
Dari Hati Turun Ke Kertas (Part 1)
Di salah satu ruangan praktek seorang bidan di daerah pedesaan provinsi Bengkulu terdengar suara tangis bayi perempuan yang berhasil menembus pertahanan tempat dia berlindung selama 9bulan. Bayi yang setelah dewasanya menuliskan karangan singkat mengenai kehidupannya. Kata demi kata yang tercurah berasal dari hati yang kemudian tertoreh dalam kertas. Bayi itu menyambut dunia dengan menyapa dari tangisannya pada hari rabu pagi pukul 08.30 WIB dan jika mata melirik ke kalender hari itu menunjukkan tanggal 7 February 1990. Dia terlahir dengan berat hampir mencapai 4kg.
Pada saat menginjak usia 3 tahun, bayi tersebut tumbuh menjadi anak dengan rambut pirang dan bintik-bintik merah dipipi seperti bayi orang Belanda, sinkron dengan keadaan sekarang, rambut pirang tersebut berubah menjadi hitam dan bintik-bintik merah berubah menjadi jerawat.
Bayi perempuan itu adalah saya. Dengan bantuan bidan yang saya lupa namanya dan roh yang dipercaya oleh Allah ditiupkan ke raga saya maka dengan atas izin-Nya juga saya dilahirkan dengan sempurna. Oleh kesepakatan orang tua, saya diberi nama “Neva Dwineba”. Pasti sedikit aneh dengan kata “Dwineba”, ya kata itu diambil dari bahasa suku saya yaitu suku Rejang. Suku Rejang merupakan suku yang mendominasi di provinsi Bengkulu. Dwineba berasal dari dua suku kata “dwi” yang artinya pasti kalian juga sudah tahu yaitu dua, yang menandakan saya adalah anak kedua dan kata “neba” ini merupakan kata dari bahasa rejang yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai inilah. Maka, jika digabungkan dapat diartikan sebagai Neva inilah anak kedua, dalam arti kedua orangtua saya sudah merasa cukup dengan anak kedua dan saya menjadi anak bungsu sampai sekarang.
Kedua orang tua saya adalah putra putri asli Bengkulu tepatnya suku rejang yang membuat saya dan kakak perempuan saya tidak ada sama sekali campuran dari daerah lain, kami asli tun jang (orang rejang).
Ayah saya bernama Muhammad Hasbi, beliau merupakan panutan saya untuk pencarian calon suami nanti. Karena saya banyak belajar dari beliau, beliau merupakan kepala rumah tangga yang saya idamkan jika saya berkeluarga nanti. Ayah saya adalah sosok ayah yang tegas dan protektif, ini mungkin disebabkan kedua anaknya adalah perempuan. Jarak yang cukup jauh dengan kakak perempuan saya yaitu 6 tahun membuat saya menjadi anak bungsu yang sangat diperhatikan oleh ayah saya lebih-lebih setelah kakak saya menikah dalam usia yang cukup belia yaitu 22 tahun yang pada saat itu belum resmi diwisuda. Hal ini membuat beliau sangat protektif dengan saya. Tetapi hal itu tidak membuat saya seperti terpenjara malah saya menikmatinya. Ini juga menjadi salah satu sebab saya menjadi anak bungsu yang manja dan sangat tergantung dengan ayah, saudara dan tetangga saya pun menjuluki saya sebagai anak papa bukan anak mami.
Dari kecil memang saya lebih dekat dengan ayah saya dibandingkan dengan kakak saya. Seiring dengan waktu saya juga masih cukup dekat dengan ayah saya tetapi karena perubahan waktu saya tidak bisa terlalu intens minta perhatian kepada ayah seperti dimanja, dipeluk, dicium keningnya seperti saat masih kecil karena dari usia juga sepertinya hal itu sudah kurang pantas dilakukan oleh anak perempuan berusia 21 tahun kepada ayahnya.
Ayah saya bekerja sebagai tempat masyarakat berkeluh kesah dan tempat menyampaikan aspirasi mereka. Yaaa ayah saya bekerja sebagai salah satu anggota legislatif di DPRD Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu. Pekerjaan ini saya akui banyak mendapatkan sindiran dari masyarakat, yang berpendapat jika anggota legislatif adalah orang yang hanya mementingkan diri sendiri padahal tujuan sebenarnya dari pekerjaan mereka adalah mementingkan kehidupan masyarakat. Saya terima kritikan itu jika ada yang mencela dan menyindir hal yang sama kepada ayah saya. Tetapi saya yakin dengan prinsip Ayah saya dan dengan kacamata saya sendiri saya lihat jika ayah saya Alhamdulillah sampai sekarang tidak menyalah gunakan jabatan tersebut.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Blog Archive
-
▼
2011
(46)
-
▼
April
(16)
- Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
- Desain Industri
- Rahasia Dagang
- Perlindungan Varietas Tanaman
- Pasar Modal (2)
- Pasar Modal
- Hak Merek
- Hak Paten
- HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
- Dari Hati Turun Ke Kertas (Part 2)
- Dari Hati Turun Ke Kertas (Part 4-End)
- Dari Hati Turun Ke Kertas (Part 3)
- Dari Hati Turun Ke Kertas (Part 2)
- Dari Hati Turun Ke Kertas (Part 1)
- Tingkatan Pelatihan pada Diklat Anjungan Jawa Barat
- Diklat Seni Anjungan Jawa Barat
-
▼
April
(16)
Popular Posts
-
1. Pengertian Harmonisasi Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan kompatibilitas(kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentuk...
-
Setelah membahas mengenai makanan Kas suku Rejang, saya akan berbagi informasi lagi mengenai Bahasa Rejang. Suku Rejang adalah suku asli dar...
-
Bagaimana jika mesin fotocopy yang beroperasi di depan-depan kampus bisa dijalankan dengan tenaga sinar matahari ya??? Pertanyaan diatas ak...
-
Tanggal 3 Oktober 2010 kurang lebih seminggu yag lalu, it's my new life, hari pertama w ngekos, hahaha baru bener2 ngerasa gimana suka d...
-
Kalau membaca judulnya mungkin rada bingung apa Lema itu?? Nah disini saya akan sedikit menjelaskan mengenai lema itu dan berbagi informasi...
-
Blogger pasti banyak yang tidak tahu tahu dimana letak Desa Taba Saling. Desa Taba Saling adalah kampung halaman saya yang terletak di Pro...
-
Menjadi seorang pengusaha kenapa tidak, berwirausaha menjadi alternatif ketika lapangan kerja semakin sedikit. Ditambah lagi persaingan dal...
-
Kabupaten Kepahiang merupakan salah satu kota kecil yang ada di Provinsi Bengkulu (Kampung halaman saya). Jika dari pusat kota Bengk...
-
Cara mengglobalisasikan koperasi, emm sepertinya kalau dilihat kondisi koperasi sekarang sepertinya ...
-
Sebelum kita membahas tentang macam-macam Penalaran, saya ingin bercerita sedikit mengenai penalaran dalam versi saya sendiri. Kita past...
Diberdayakan oleh Blogger.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar